Wednesday, 13 November 2013

KAMI DAN HUJAN



tik...tik...tik..tik..tik..tik.tik.tik.breeeeess..."Asyiiiiik Udaaaaaan" serentak teriak sebagian santri TPA kami sambil loncat-loncat kegirangan. Keceriaan yang tiba-tiba meledak di serambi masjid kami ketika kegiatan TPA hampir berakhir sore itu. Mungkin itu adalah wujud rasa syukur mereka kepada-Nya, setelah sekian waktu hujan tidak mengguyur dusun kami. Aroma tanah yang wangi dan segar turut menambah syahdu suasana petang menjelang maghrib kala itu.

Datangnya hujan selalu terasa istimewa bagi kami. Hujan selalu memberikan ketentraman dan kedamaian. Tapi kalau berbarengan sama saudaranya si petir dan si angin jadi beda lagi ceritanya...hii. Ambil hikmahnya saja, saat si petir dan angin ikut rombongan hujan, kebanyakan dari kita baru ingat akan kuasa Allah..iya to? Hayo ngaku!

Mengamati hujan yang turun adalah pemandangan yang sangat luar biasa. Rasa syukur akan keindahan alam dan kuasan-Nya pasti mudah terucap ketika kristal-kristal air yang jernih menyapu bumi pertiwi. Siapa yang tidak menantikan kehadiran hujan? Bahkan alam semesta pun sangat rindu akan hadirnya hujan. Kehadiran hujan seakan-akan memberikan gairah kehidupan pada musim kemarau.

Selalu menarik bagi kami saat mengamati hujan. Dalam sekejap kita dibawa kedalam barisan lamunan. Menghadirkan kasih sayang seorang ibu yang begitu hangat. Keceriaan saat bermain bersama bapak. Kelembutan dan kebaikan sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah kita. Orang-orang yang tersayang. Alunan tasbih burung-burung emprit yang berteduh menanti hujan reda. Nyanyian semangat sang katak. Keteguhan daun bertahan di tahta ranting menghalau terpaan dan masih banyak lagi kepingan-kepingan terkecil kekuasaan Tuhan yang sering kita kufurkan..Astaghfirullaah.  

Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat)” (QS. Al-Furqaan: 48-50).
"Walah malah udan.." Ucapan yang sangat tidak asing di telinga kita. Simple tapi yang demikian itu juga merupakan wujud kufur nikmat kepada-Nya. Mulai sekarang kurangi keluhan-keluhan kita. "Berani basah itu baik" kata iklan lagi..hihihi

Wokey dulur-dulur..musim hujan sudah tiba, selalu berhati-hati di jalan, jangan lupa membawa payung/ jas hujan, dan yang pasti jangan lupa selalu berdo'a. Toss !!

"berlarilah ditengah hujan dan rasakan rizqi-Nya mengalir" - TPA Nurullah Klepu

No comments:

Post a Comment